TERKINI24.ID – Microsoft mengonfirmasi bahwa layanan cloud Azure miliknya mengalami gangguan setelah beberapa kabel bawah laut di Laut Merah terputus. Raksasa teknologi asal Amerika Serikat tersebut menyatakan pada akhir pekan lalu bahwa pengguna salah satu platform cloud computing terkemuka di dunia itu akan mengalami peningkatan latensi atau kelambatan, khususnya pada lalu lintas data yang bergerak melalui Timur Tengah.
Dalam sebuah pembaruan yang diunggah di situs resminya pada hari Sabtu, Microsoft menyatakan bahwa lalu lintas Azure yang melintasi Timur Tengah “dapat mengalami peningkatan latensi karena putusnya serat optik bawah laut di Laut Merah.”
Dilansir dari BBC, perusahaan tidak menjelaskan penyebab kerusakan, namun menambahkan bahwa lalu lintas telah dialihkan melalui jalur lain untuk meminimalkan dampak. Mereka juga menekankan bahwa lalu lintas yang tidak melewati Timur Tengah tidak akan terpengaruh.
Organisasi pemantau akses internet, NetBlocks, juga melaporkan pada hari Sabtu bahwa serangkaian pemutusan kabel bawah laut di Laut Merah telah memengaruhi layanan internet di beberapa negara, termasuk India dan Pakistan.
Laporan ini diperkuat oleh Perusahaan Telekomunikasi Pakistan yang menyebutkan dalam unggahannya di platform X bahwa kerusakan terjadi di perairan dekat kota Jeddah, Arab Saudi, dan berpotensi mengganggu layanan pada jam-jam sibuk.
Kabel bawah laut yang menjadi tulang punggung internet global sering kali rentan terhadap kerusakan, baik akibat jangkar kapal maupun sabotase yang disengaja. Insiden serupa pernah terjadi pada Februari 2024 di Laut Merah, di tengah ketegangan politik yang melibatkan kelompok Houthi di Yaman, meskipun mereka membantah telah menargetkan kabel.
Selain itu, serangkaian kerusakan kabel dan pipa gas di Laut Baltik juga diduga merupakan serangan sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.