IHSG Anjlok 2,57% dan Terburuk di Asia (17 Oktober 2025)

IHSG anjlok tajam pada penutupan perdagangan Jumat, tertekan oleh sentimen lesunya dunia usaha dan menjadi bursa terlemah kedua di Asia.
IHSG Anjlok

TERKINI24.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri pekan ini dengan pelemahan signifikan, menjadikannya salah satu bursa dengan kinerja terburuk di Asia. Pada penutupan perdagangan Jumat (17/10/2025), IHSG anjlok 2,57% dan ditutup pada posisi 7.915. Pelemahan ini didorong oleh sentimen negatif dari dalam negeri, terutama setelah survei Bank Indonesia mengindikasikan adanya pelesuan kegiatan dunia usaha pada kuartal ketiga tahun 2025.

Pergerakan indeks hari ini diwarnai oleh tekanan jual yang masif. Dilansir dari data perdagangan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi sesaat di posisi 8.140, namun gagal bertahan dan jatuh hingga menyentuh level terendah di 7.854.

Volume perdagangan tercatat sangat tinggi, melibatkan 40,27 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp28,55 triliun.

Sektor Teknologi dan Energi Jadi Pemberat Utama

Sejumlah sektor menjadi pemberat utama yang menarik IHSG ke zona merah. Sektor saham teknologi tercatat mengalami kejatuhan paling dalam sebesar 5,25%, diikuti oleh sektor energi yang melemah 5,02%, dan sektor transportasi yang terkoreksi 4,18%. Pelemahan juga terjadi pada sektor infrastruktur yang turun 3,4% dan sektor perindustrian yang melemah 2,42%.

Beberapa saham masuk ke dalam jajaran top losers akibat tekanan jual yang kuat. Saham PT Golden Flower Tbk (POLU) dan PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) sama-sama ambles 15%, sementara saham PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) anjlok hingga 14,9%.

Sentimen dari Perlambatan Dunia Usaha

Salah satu sentimen utama yang menekan IHSG berasal dari hasil survei Bank Indonesia (BI) mengenai kegiatan dunia usaha. Laporan tersebut mengindikasikan adanya kinerja yang melesu pada Kuartal III–2025. Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kinerja seluruh lapangan usaha yang tercatat sebesar 11,55%.

Angka ini lebih rendah dibandingkan SBT pada kuartal sebelumnya yang mampu mencapai 11,70%. Data ini memberikan sinyal perlambatan ekonomi yang direspons negatif oleh pelaku pasar.

Di tingkat regional, IHSG bergabung dengan mayoritas bursa Asia yang juga ditutup di zona merah. Namun, dengan penurunan sebesar 2,57%, IHSG menjadi indeks dengan pelemahan terdalam kedua di Asia, hanya sedikit lebih baik dari indeks Shenzhen Comp. (China) yang anjlok 2,72%.

Ikuti kami di Google News: Follow Kami

Bagikan Berita Ini