Gempa Sumenep M 6,1 Terasa Kuat Hingga Jember dan Malang

Gempa M 6.1 yang berpusat di laut dekat Sumenep, Jatim, mengejutkan warga pada Selasa malam. Getaran kuatnya dilaporkan secara luas oleh warganet dan terasa hingga Jember, Malang, dan Probolinggo.
Gempa Sumenep M 6,1

terkini24.id/Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6.1 yang berpusat di laut Tenggara Sumenep, Jawa Timur, mengejutkan warga pada Selasa (30/9/2025) pukul 23:49 WIB. Meskipun pusat gempa berada di laut, getarannya dilaporkan terasa kuat di berbagai kota di daratan Jawa Timur, termasuk Jember, Malang, dan Probolinggo, memicu berbagai reaksi dari masyarakat di media sosial.

Kesaksian Warga di Media Sosial

Tak lama setelah guncangan terjadi, platform media sosial X dibanjiri oleh kesaksian warga yang merasakan getaran. Di Jember, seorang warganet dengan akun @wun_linda melaporkan guncangan yang mengejutkan. “Gempaaaaaaa pas berakkkk daerah jember😭,” tulisnya. Kesaksian serupa datang dari Probolinggo, di mana akun @aurirayyyy menyatakan getarannya terasa kencang. “Probolinggo kerasa bgt, kenceng :(” cuitnya.

Wilayah Malang Raya juga melaporkan guncangan yang signifikan. Banyak warga yang awalnya mengira getaran tersebut berasal dari penyebab lain. “Malang kab kerasa banget wak lumayan lama, berasa goyang kalem. Kirain migrain-vertigo kumat, taunya emang gempa,” tulis akun @dekdek097, menggambarkan durasi getaran yang cukup terasa.

Data Awal dari BMK

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara resmi merilis data awal terkait gempa ini. Pusat gempa teridentifikasi berada pada koordinat 7.25 Lintang Selatan dan 114.19 Bujur Timur. Lokasi ini berjarak sekitar 47 km arah Tenggara dari Sumenep. Dengan kedalaman hiposentrum yang hanya 13 km, gempa ini diklasifikasikan sebagai gempa dangkal, yang energinya lebih efektif merambat dan menyebabkan guncangan lebih kuat di permukaan.

BMKG juga memberikan catatan penting bahwa informasi yang dirilis bersifat sementara. “Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” demikian keterangan yang menyertai rilis data tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa parameter gempa bisa saja diperbarui setelah analisis lebih lanjut.

Bagikan Berita Ini

Gulir untuk memuat berikutnya…