TERKINI24.ID – Cloudflare akhirnya mengungkap penyebab utama di balik insiden gangguan layanan global yang melumpuhkan jutaan situs web pada Selasa (18/11/2025). Gangguan yang dimulai pukul 18.20 WIB tersebut dipastikan terjadi akibat kesalahan teknis internal pada konfigurasi sistem, dan bukan disebabkan oleh serangan siber atau aktivitas peretasan eksternal.
Investigasi tim teknis menemukan bahwa akar permasalahan bermula dari kesalahan pada sistem basis data. Kesalahan ini memicu file konfigurasi Bot Management membengkak hingga dua kali lipat dari ukuran normal. File yang rusak tersebut kemudian menyebar ke seluruh jaringan infrastruktur, menyebabkan perangkat lunak routing gagal berfungsi dan memutus akses trafik internet secara masif.
Sempat Dikira Serangan DDoS
Pada tahap awal insiden, tim Cloudflare sempat menduga gangguan tersebut merupakan serangan Distributed Denial of Service (DDoS) skala besar. Namun, setelah penelusuran mendalam, dipastikan bahwa lumpuhnya jaringan murni akibat kegagalan propagasi file internal. Layanan baru pulih sepenuhnya pada Rabu (19/11/2025) dini hari.
Gangguan Terbesar Sejak 2019
Menanggapi insiden fatal ini, CEO Cloudflare, Matthew Prince, menyampaikan permohonan maaf dan klarifikasi melalui laman blog resmi perusahaan:
“Outage (matinya sistem) seperti ini tidak bisa diterima. Kami tahu kami mengecewakan Anda hari ini, dan kami berkomitmen memastikan hal ini tidak terjadi lagi.”
Dari pernyataan tersebut, ditegaskan bahwa insiden ini merupakan gangguan terburuk yang dialami perusahaan sejak 2019. Prince mengakui bahwa selama enam tahun terakhir, belum ada kegagalan teknis yang menyebabkan mayoritas trafik inti berhenti mengalir secara total seperti kejadian ini.
